Ini adalah pahatan dan ukiran setiap kisah., sebentuk cerita, pelajaran, cinta dan airmata di sepanjang perjalanan kehidupan.

Rabu, 06 Agustus 2014

Mudik Lebaran 2014

Begini rasanya mudik, hati membuncah tiada terkira, meski harus ditebus dengan pengorbanan yang tak kecil. Bagaimana tidak, jika perjalanan mudik ini harus ditempuh dengan perjalanan yang amat jauh dan memakan biaya dan waktu yg tak sedikit. Tapi, pengorbanan itu seakan-akan tiada terlihat karena membayangkan kampung halaman dan tanah kelahiran saja sudah begitu membahagiakan. Di sana, menanti orangtua dan sanak saudara yg dirindukan, di sana banyak makanan yang menjadi kegemaran, di sana ada udara-cuaca-air, bahkan bau tanah yg berbeda dari biasanya.

Anehnya, setiap kali bepergian, aku dan suamiku selalu saja rempong oleh berbagai macam persiapan. Pada akhirnya, kami hanya kelelahan yg amat sangat. Tak jarang, kami jatuh sakit pada saat di jalan dan setelah tiba di tujuan. Entahlah, ada saja hal-hal yg sepertinya harus dirampungkan oleh kami sebelum keberangkatan kami. Alhasil, sindrom perjalanan jauh berupa panas-demam-pilek, masuk angin seringkali kami alami.

Bagaimanapun, ini adalah mudik pertamaku yg kami sambut dengan antusias. Rasanya sedih dan menangis saat berlebaran tidak bersama orangtua. Kali ini kami berkesempatan untuk pulang dan merayakan hari raya Idul Fitri bersama orangtua.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar