Ini adalah pahatan dan ukiran setiap kisah., sebentuk cerita, pelajaran, cinta dan airmata di sepanjang perjalanan kehidupan.

Rabu, 15 Oktober 2014

Hamil minggu ke-6

Hamil adalah kondisi yang amat membahagiakan bagi calon orangtua yang amat mendambakan kehadiran seorang anak. Di balik kebahagiaan itu, pengorbanan orangtua terutama ibu di mulai semenjak ia masih hamil muda.

Di usia kehamilan minggu ke-6 ini saya merasakan keinginan untuk memakan makanan-makanan tertentu. Apakah ini yang di sebut ngidam? Mungkin iya. Yang membuat saya agak tertekan, makanan2 itu tidak bisa dituruti oleh suami saya karena memang tidak ada di tempat kami tinggal. Melihat raut muka saya yang begitu menginginkan, namun tidak bisa tercapai mungkin membuat suami saya sedih. Bagi saya hal ini membuat kepala saya menjadi pusing. Selain itu saya harus betul-betul menjaga asupan makanan saya ke tubuh. Sekarang, sudah tidak bisa makan sembarang makanan. Tidak boleh makan makanan yang terlalu manis, terlalu asin, terlalu masam, terlalu pedas. Tidak boleh lagi minum kopi dan tidak boleh lagi minum terlalu banyak teh. Stop makan mi instan dan makanan beku. Stop makan kripik2 yang banyak michin. Waduuuh.......ini baru yg namanya diet.

Kini sayapun harus membatasi aktivitas saya. Saya yg sebelumnya menjadi pengajar les anak-anak harus meliburkan semua anak-anak murid saya, paling tidak hingga tri semester pertama terlewati. Keluar untuk belanja harus ditemani oleh suami, karena jalan yang tidak halus membuat suami saya memperketat penjagaannya. Ini mungkin bentuk kasih sayangnya kepada saya. Kehamilan ini adalah yang pertama setelah penantian selama dua tahun, jadi suami saya benar-benar berusaha menjaga kehamilan saya agar tetap sehat dan selamat.  

Satu hal yang membuat saya agak bersedih, di tempat kami, belum ada fasilitas USG baik di bidan, puskesmas maupun dokter. Paling dekat jika mau USG kami harus pergi ke RS. Sambas. Padahal kami sudah sangat ingiin sekali melihat janin kami. Tapi hal ini tentu saja tidak bisa kami lakukan sebelum usia kehamilan saya 3 bulan. Jalan yang rusak dan sangat jauh (kurang lebih 1,5 jam) membuat kami harus menunda keinginan tersebut. Semoga nanti ada dokter dari Singkawang yang berkunjung di tempat kami dan membawa alat portable USG.

Semoga kehamilan ini berjalan dengan sehat dan lancar. Lindungi janin yang ada di rahimku ini ya Rahman. Berikanlah rezki yang melimpah dan barokah kepada suamiku, jauhkanlah kami dari gangguan jin dan manusia yang terkutuk. Amin.


PALOH RAYA (SAMBAS, KAL-BAR)

Tahu tempat ini? Saya juga tidak pernah tahu sebelumnya. Seumur hidup saya, saya habiskan di Jawa,  Jawa Tengah  tepatnya. Ke luar Jawa hanya baru di pulau Bali, itupun saat liburan sekolah. Naah, nasib memutarkan roda kehidupan saya bergulir di tempat ini. Paloh ada di Kalimantan Barat dengan Pontianak sebagai ibukota propinsinya dan Sambas sebagai kabupatennya. Ketika saya membuka situs google, belum ada yang menulis secara detail mengenai Paloh ini.  Paloh masih jauuuuuh di pelosok, menempuh sekitar 9  jam dari Pontianak jika di tempuh menggunakan perjalanan darat. Capeknya jangan di tanya, luar biasa capek pokoknya. Paloh justru lebih dekat dengan Malaysia, hanya memakan waktu 2 jam jika mau datang ke Malaysia.

Bagi yang ingin bertandang ke Paloh,  inilah rute yang biasa saya tempuh:
1.      Dari Pontianak bisa menggunakan travel atau bus. Travel ongkosnya sekitar Rp. 200.000, kalau bus  sekitar Rp. 45.000.  Bus ini biasa di sebut NEK AKI. Travelnya biasanya menggunakan mobil AVANZA. Mengenai NEK AKI atau busnya, jangan di kira busnya  akan sebagus di Jawa, kualitasnya masih jauuuuuh. Tapi kalau naik travel, suasanyanya cukup nyaman. Tapi karena tidak ada pilihan ya sudahlah, terima saja, sudah syukur ada kendaraan yang mengangkut kita menuju Paloh.  AC kendaran cukup dengan angin cepoi-cepoi saja, sebab freonnya uda habis sehingga AC aslinya ga mau nyala. Tapi ada yang unik di NEK AKI. Sepeda motor bisa diangkut di bus tersebut, bukan di dalam bus, namun dinaikkan di atas/di atap bus. Busnya hanya sebesar mobil Van, jadi tidak akan muat jika sepeda motornya diletakkan di dalam bus. Cara menaikkan sepeda motor tersebut adalah dengan mengaikan seutas tali dadung di jeruji roda, lalu kenek bus akan menariknya ke atas. Pasti memerlukan tenaga luar biasa untuk menaikkan sepeda motor tersebut.

2.       Setelah melewati Singkawang dan Sambas, kalau naik NEK AKI, maka bus akan berhenti di terminal Kartiasa. Terminal inipun tidak seluas terminal-terminal bus yang ada di Jawa. Kecil saja, bahkan saat pertama kali menjejakkan kaki di terminal ini saya tidak menyangka bahwa tempat tersebut di sebut terminal. Ada warung makan di samping terminal, kita bisa makan atau sekedar minum di warung tersebut.  Di depan terminal berderet tukang ojek. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan jasa ojek tersebut. Ongkos ojek berkisar Rp. 30.000.

3.       Tukang Ojek akan mengantarkan kita sampai di Penyeberangan Sekura. Batas perhentiannya adalah sebuah sungai yang sangat lebar. Kita bisa menyeberanginya menggunakan kapal feri, kapal sedang atau sampan. Kapal feri bisa memuat kendaraan roda empat. Kapal berukuran sedang bisa memuat lebih dari tiga motor, dan sampan bisa memuat tiga motor beserta beberapa penumpang. Ongkos menyeberang menggunakan sampan Rp. 7000.

4.       Kalau menggunakan travel, maka travel akan menurunkan kita sampai di penyeberangan. Perjalanan selanjutnya sama, yakni menyeberang sungai.

5.       Perjalanan selanjutnya ditempuh menggunakan dua alternative, Oto atau Ojek. Saya biasanya menggunakan ojek. Ongkos jasa ojek ini Rp. 75.000 sampai di Paloh. Dari Sekura hingga Paloh jalanannya berlubang-lubang dan jarang beraspal. Selama di jalan kita akan duduk terpantul-pantul di jog motor. Jalan mulus hanya bisa dinikmati dari Pontianak hingga Sambas saja. Namun sekarang, jalan yang seperti itu sudah lumayan enak, sebab baru saja dilakukan pengaspalan ulang.

Secara umum, penduduk Paloh adalah terdiri dari  penduduk lokal (melayu, dayak), pendatang dan Cina. Penduduk local memiliki mata pencaharian sebagai petani kelapa sawit/lada/karet, nelayan dan beberapa sebagai pegawai negeri. Para pendatang sebagian besar berprofesi sebagai PNS. Mereka datang karena ditugaskan di tempat ini. Kaum Cina sebagian besar berprofesi sebagai pedagang. Selama pengamatan saya, vihara yang terdapat di Paloh lebih banyak daripada masjid atau gereja. Meski sebagian besar rumah-rumah penduduk terbuat dari kayu dan beratap seng, namun vihara yang banyak terdapat di Paloh di bangun dengan mencolok dan megah. Khas seperti vihara yang ada di Jawa, dominan warna merah dan keemasan dan ornament-ornamen yang cantik. Kaum Cina juga seringkali berbicara menggunakan bahasa daerah mereka jika sedang berinteraksi dengan sesama Cina.

Rumah-rumah di Paloh sebagian besar masih berdesain rumah panggung. Meski ada rumah yang dibangun menggunakan tembok dan berbasis tanah, namun jumlahnya masih terbilang sedikit. Tonggak kayu untuk panggungnya tidak terlampau tinggi, hanya beberapa senti saja, sehingga memungkinkan untuk kendaraan motor dua masuk ke dalam rumah.

Saya pernah bertanya kenapa sebagian besar rumah beratap seng?. Dalam asumsi saya, seng akan membuat rumah menjadi sangat panas. Saya belum mendapatkan jawaban pastinya, namun kira-kira desain rumah panggunglah yang menjadi penyebabnya. Atap seng lebih ringan dibandingkan atap genting.
Cuaca di Paloh termasuk ekstrim menurut saya. Sangat panas dan silau di siang hari, namun dingin menggigit di malam hari. Kondisi cuaca yang seperti ini rawan membuat mudah sakit. Pada siang hari, jadi malas keluar rumah dan tubuh menjadi lebih cepat lelah karena cuaca panasnya.

Kondisi tanah tentu saja berbeda dengan tanah di Jawa. Secara umum tanah di pulau Kalimantan berupa tanah liat. Saya  mencoba bercocok tanam beberapa bibit sayuran yang saya bawa dari Jawa. Motivasi saya bercocok tanam karena  sayuran di Paloh sangat mahal dan pilihannya sangat terbatas. Selama dua minggu pertama berbelanja untuk kebutuhan dapur saya hanya menemukan sayur sejenis sawi , taoge besar, kacang panjang, labu, mentimun, wortel, kubis dan kentang. Cabe rawit ada tapi sedikit, tomat ada, tapi bentuknya kecil-kecil dan asam. Semua sayuran tersebut berharga mahal. Saya pernah belanja satu batang wortel, seperempat iris kubis, satu butir kentang, dua tempe ukuran kecil harganya Rp. 16.000. Kaget luar biasa, masyaalloh mahalnya. Begitu pula dengan harga ayam mentah, seperempat kilo harganya Rp. 12.000. Begitu pula harga “abrak”/ peralatan rumah tangga, semua harganya mahal. Bahan makanan yang agak murah justru dari sumber laut. Ikan dan udang lebih murah dibandingkan dengan harga Jawa. Harga udang laut seperempat kg ukuran sedang harganya Rp. 15.000.

Wisata di Paloh berupa pantai. Kata salah satu teman, pantai yang masih perawan dan masih asri sekali ada di daerah Temajuk, tapi saya belum sempat mengunjunginya. Media hiburan lainnya tidak ada. Bioskop, arena olahraga, wisata kuliner, wisata budaya, museum, alun-alun, mall, dan kegiatan hiburan lainnya tidak ada di Paloh. Kuliner di Paloh juga sangat sedikit. Mungkin saya yang tidak cocok dengan masakan orang-orang Paloh, hanya saja semuanya terasa tidak enak di mulut saya. Hanya satu warung yang cocok di lidah saya, yakni warung mas Deny. Itupun karena yang disajikan adalah masakan khas Jawa, yakni nasi goreng, mi goreng, bakso dan  sate. Harga satu porsi rata-rata Rp. 12.000. Mahal bukaaaan? Hidup di Paloh memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sebab rata-rata harga barang lebih mahal daripada  di Jawa. 

Hal yang cukup melegakan dan patut di syukuri adalah sudah ada bidan, dokter dan puskesmas di Paloh, juga ada sekolah dari tingkat TK hingga SMA. Ada pasar meski harganya mahal dan barangnya terbatas. Dua tahun setelah saya tinggal di Paloh baru ada ATM. Alhamdulillah, tak perlu lagi menempuh perjalanan 1 jam hanya untuk ke bank dan ATM.

Hmm….Indonesiaku, pemerataan pembangunan yang timpang antara Jawa dan luar Jawa. Inilah sebabnya banyak yang enggan melakukan transmigrasi, sebab fasilitasnya masih kalah jauh di bandingkan dengan di Jawa. 

Paloh raya, tempat kami  mencari kehidupan,  tempat pohon uang kami tumbuh, tempat kami mencari pengalaman, dan kawan baru. Meski sulit dan keadaan serba terbatas, kami harus bisa beradaptasi dan menyamankan diri di Paloh ini. Mengawali hidup berkeluarga dengan jauh dari sanak saudara, semoga kehidupan kami menjadi jauh lebih baik ke depannya, amin.


Jumat, 03 Oktober 2014

Perjuangan Untuk Hamil

Bagi pasangan suami istri, memiliki anak  seakan menjadi pelengkap kebahagiaan dalam perkawinan mereka. Ada yang memperoleh anak dengan cara yang mudah dan cepat, namun ada juga yang harus melalui penantian panjang dan usaha ekstra keras.

Saya termasuk tipe yang kedua. Belum genap satu tahun perkawinan, saya sudah dilanda keinginan kuat memiliki momongan. Apalagi saat teman saya hamil dan melahirkan bayinya, semakin rindu juga saya akan buah hati. Usaha pertama adalah datang ke bidan, waktu itu kebetulan adalah dokter kandungan yang menjadi relasi bidan tersebut dating ke daerah kami. Saya periksa dan USG dan ternyata kondisi Rahim baik-baik saya. Dokter lalu memberi resep obat berupa vitamin e, axamet dan penyubur kandungan. Setelah obat tersebut ditebus harganya lumayan mahal, hamper 800 ribuan kocek dikeluarkan. Dokter juga menganjurkan untuk berhubungan intim pada hari ke 12-16 dari hari pertama haid, tanpa jeda. Weleh, anjuran ini agak berat dilakukan sebab biasanya setelah lelah bekerja seharian saya dan suami kelelehan pada malam harinya.

Sampai obat habis, saya tak kunjung hamil, lalu saya searching di internet  bagaimana cara mendapatkan kehamilan.  Beberapa anjuran yang saya lakukan antara lain:

1. Minum jus femmie/3 diva. Jus ini terdiri dari wortel, tomat dan apel malang. Namun karena di daerah saya tidak ada yang jual apel malang, maka saya hanya membuat jus dengan komposisi wortel dan tomat saja. Kalau pas ada limau/jeruk saya tambahin pula ke jus tersebut. Jus ini diminum tanpa gula. Bila ingin manis saya tambahin dengan madu.
2.Minum madu setiap hari. Madu ini saya campurkan dengan serbuk kurma muda. Serbuk kurma muda ini banyak juga yg jual secara online.

3. Konsumsi vitamin e. saya minum sebutir/hari, merk ever-e. merek yang lain juga boleh
4. Konsumsi habbatus sauda 2 butir/hari
5.Mengkonsumsi tauge hamper setiap hari.
6. Minum susu prahamil
7.  Mengukur  masa subur dengan system suhu basal. Siklus haid saya termasuk siklus yang tidak teratur jadi agak susah menentukan masa subur.Jadi saya memutuskan mencari masa subur dengan system suhu basal. Untuk mengukur suhu basal saya bermodalkan thermometer digital, selembar kertas untuk mencatat grafik suhu basal saya, dan sebuah senter untuk melihat angka suhu di thermometer digital. Setiap bangun tidur sebelum beranjak dari tempat tidur, saya selalu mengukur suhu tubuh saya . thermometer yang malamnya sudah saya bersihkan dengan cairan antiseptic saya kulum di dalam mulut saya. Setelah thermometer berbunyi tut…tut….tut… saya tarik dan saya lihat suhunya. Kemudian saya catat di grafik yang sudah saya buat sendiri.

Selain cara di atas, atas saran beberapa teman, saya juga melakukan pijat perut ke dukun bayi. Namanya juga usaha, karena sudah banyak testimony yang mengatakan berhasil saya pun juga melakukannya. 

Selain usaha lahir, usaha batinpun mesti dilakukan. Berdoa memohon keturunan harus kita panjatkan kepada Tuhan. Saya menghafalkan doa doa seperti yang tertulis di dalam surat Al Furqon: 74, Al Anbiya:89 dan Ali Imron:34. Doa-doa ini saya baca setelah sholat, saat akan meminum jus femmie, minum madu, makan vit e dan habbatus sauda, setelah berhubungan intim dengan suami,  dan saat turun hujan. Jika ada saudara/teman yang umroh/haji sayapun minta titip doa. Tidak lupa meminta bantuan kepada ortu dan mertua untuk turut serta didoakan.

Sesungguhnya manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, Allohlah pemilik segala keputusan. Jika sudah saatnya kita diberi momongan, tentu itu adalah waktu terbaik di sisi Alloh. JIka Alloh belum berkenan, pasti ada hikmah yang terkandung di setiap kejadian. Jadi para calon ibu dan bapak, mari kita tetap senantiasa berusaha dan berdoa, dan hendaklah kita pantang berputus asa.


Kini Engkau Hadir, Nak…

Alhamdulillah, segala syukur kepada Alloh swt. Segala kebesaran, kekuasaan dan keperkasaan hanya milik Alloh. Allohlah sang pemilik cinta, kasih sayang dan hanya Alloh sematalah sebaik-baik pengabul doa.

Sekitar 1,5 bulan yang lalu, ibu mengirim surat rindu untuk engkau sang calon permata hati, kini Alloh berkenan menghadirkan engkau di Rahim ibu, nak. Bahagia…..bahagiaa….bahagia sekali nak. Berlinang air mata ibu karena buncah bahagia. Engkau ibu ketahui hadir saat menjelang Idul Adha 1435 H, usiamu baru 4 minggu sayang. Di Mekkah sana, para jamaah haji sedang wukuf di Arafah, sehingga terpikir dalam hati ibu untuk memanggilmu sementara dengan nama Arafah.

Selain bahagia, ada rasa cemas di hati ibu, akankah engkau sehat dan selamat hingga saatnya ibu menimangmu? Usia kandungan trisemester pertama adalah fase paling rawan, nak. Ibu akan senantiasa berhati-hati menjagamu, dan akan senantiasa mendoakan keselamatanmu, agar kita bisa bertemu kelak dalam keadaan tak kekurangan sesuatu apa.


Nak, ibu masih malu-malu mengajakmu bicara, karena engkau masih keciiiil sekali. Melalui tulisan ini, ibu mencurahkan perasaan bahagia akan kehadiranmu. Sehat selalu ya nak, ibu dan ayah akan menantikanmu lahir ke dunia ini untuk memberikan cahaya pada pandangan mata kami dan untuk perekat perkawinan kami.