Ini adalah pahatan dan ukiran setiap kisah., sebentuk cerita, pelajaran, cinta dan airmata di sepanjang perjalanan kehidupan.

Selasa, 01 Mei 2012

Disimpan sendiri...atau di titipkan ke orang lain?


Teringat jaman sekolah merah-putih dulu. Dalam pelajaran PPKn, ada pertanyaan begini kala tes sumatif:
1)      kalau dijalan menemukan dompet, apa yang kamu lakukan?
      a. Membiarkan  b. Lapor polisi   c. Disimpan sendiri d.  Diberikan pada orang lain

Jawaban normatifnya ya pasti jawaban b. Dan di kunci jawaban, jawaban yang benar juga b.
Tapi ternyata di jaman sekarang, dalam kehidupan sehari-hari, jawaban yang kupilih adalah jawaban c. Dompet (or hape, jam tangan etc atau apalah barang yang kutemukan) akan kusimpan sendiri. Eiiits....jangan berprasangka dulu. barang itu kusimpan sendiri, bukan untuk kumiliki sendiri, tapiiiiiiiiiii untuk kuserahkan sendiri ke pemiliknya. 

Aku pernah melakukan seperti jawaban d (menyerahkan ke orang lain,,,*orang yang kuanggap representatif) tapi penyesalan melandaku dengan sangat hebat sesudahnya. Ada banyak rasa kekhawatiran, jika barang tersebut tak sampai ke pemiliknya. Sebab aku tidak bisa memastikan apakah orang tersebut amanah dengan maksud baikku.
Pernah kejadian di waktu dulu, dalam perjalanan pulang ke rumah, aku naik angkot. Di dalam angkot tersebut ada juga penumpang lain, dua orang wanita. Ketika mereka turun, tinggal aku seorang diri yang menumpang angkot tersebut. Ternyata baru kusadari, hape salah satu wanita tersebut tertinggal di dalam angkot, padahal sudah berjarak jauh, dan tidak mungkin aku mengejar kembali dua wanita tersebut, karena aku tahu keduanya tadi turun di depan sebuah pabrik levis (kuperkirakan mereka adalah pekerja di pabrik itu). Lantas, tanpa berpikir panjang, ketika aku telah sampai di tujuanku, aku menyerahkan hape tersebut kepada sopir angkot, dan meminta dia mengembalikannya pada wanita tersebut jika ia mencarinya. Sepanjang bis dalam perjalanan selanjutnya, hingga sampai di rumah, aku kepikiran akan hal tersebut. Bagaimana ya kalau hape tersebut tidak dikembalikan oleh si sopir angkot???. Penyesalan terus melandaku, kenapa tadi tidak kukembalikan sendiri ya, kalau hape kan mudah dihubungi, kalau si pemilik menghubungi dengan nomor telpon lain kan bisa kukembalikan lain waktu. Duuuuuuuuh,,,,menyesaaaaaaal deeeh, sebab aku tidak bisa memastikan hape tersebut kembali ke pemilik sahnya. Tapi semoga saja, sopir angkot itu memiliki hati mulia, dan mengembalikan hape tersebut jika si pemiliknya menlfon hape tersebut.

Ini ceritaku... ini pilihanku, kalau kamu??



Tidak ada komentar:

Posting Komentar