Teringat jaman
sekolah merah-putih dulu. Dalam pelajaran PPKn, ada pertanyaan begini kala tes
sumatif:
1) kalau dijalan menemukan dompet, apa yang
kamu lakukan?
Jawaban normatifnya ya pasti jawaban b. Dan di
kunci jawaban, jawaban yang benar juga b.
Tapi ternyata di jaman sekarang, dalam kehidupan
sehari-hari, jawaban yang kupilih adalah jawaban c. Dompet (or hape, jam tangan etc atau apalah barang yang
kutemukan) akan kusimpan sendiri. Eiiits....jangan berprasangka dulu. barang itu kusimpan sendiri, bukan untuk kumiliki sendiri, tapiiiiiiiiiii untuk kuserahkan sendiri ke pemiliknya.
Aku pernah melakukan seperti jawaban d
(menyerahkan ke orang lain,,,*orang yang kuanggap representatif) tapi
penyesalan melandaku dengan sangat hebat sesudahnya. Ada banyak rasa kekhawatiran,
jika barang tersebut tak sampai ke pemiliknya. Sebab aku tidak bisa memastikan
apakah orang tersebut amanah dengan maksud baikku.
Pernah kejadian di waktu dulu, dalam perjalanan
pulang ke rumah, aku naik angkot. Di dalam angkot tersebut ada juga penumpang
lain, dua orang wanita. Ketika mereka turun, tinggal aku seorang diri yang
menumpang angkot tersebut. Ternyata baru kusadari, hape salah satu wanita
tersebut tertinggal di dalam angkot, padahal sudah berjarak jauh, dan tidak
mungkin aku mengejar kembali dua wanita tersebut, karena aku tahu keduanya tadi
turun di depan sebuah pabrik levis (kuperkirakan mereka adalah pekerja di
pabrik itu). Lantas, tanpa berpikir panjang, ketika aku telah sampai di
tujuanku, aku menyerahkan hape tersebut kepada sopir angkot, dan meminta dia
mengembalikannya pada wanita tersebut jika ia mencarinya. Sepanjang bis dalam
perjalanan selanjutnya, hingga sampai di rumah, aku kepikiran akan hal
tersebut. Bagaimana ya kalau hape tersebut tidak dikembalikan oleh si sopir
angkot???. Penyesalan terus melandaku, kenapa tadi tidak kukembalikan sendiri
ya, kalau hape kan mudah dihubungi, kalau si pemilik menghubungi dengan nomor
telpon lain kan bisa kukembalikan lain waktu. Duuuuuuuuh,,,,menyesaaaaaaal
deeeh, sebab aku tidak bisa memastikan hape tersebut kembali ke pemilik sahnya.
Tapi semoga saja, sopir angkot itu memiliki hati mulia, dan mengembalikan hape
tersebut jika si pemiliknya menlfon hape tersebut.
Ini ceritaku... ini pilihanku, kalau kamu??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar