Ini adalah pahatan dan ukiran setiap kisah., sebentuk cerita, pelajaran, cinta dan airmata di sepanjang perjalanan kehidupan.

Rabu, 02 Mei 2012

Si Alis Lebat: Mami


Kalau dia hilang, akan kutempelkan pengumuman seperti ini:

ATTENTION
MOHON BANTUAN MENCARI ANAK HILANG
IDENTITAS:
1.      NAMA                             : LU’LUUL UMAMI
2.      JENIS KELAMIN            : PEREMPUAN
3.      USIA                                : 27 TAHUN

CIRI-CIRI:
1.      ALIS TEBAL DAN LEBAT
2.      KUTILANG, TINGGI MENJULANG SEKITAR 165 CM
3.      TERAKHIR MEMAKAI BATIK UNGU, ROK PANJANG WARNA ABU-ABU, DAN JILBAB UNGU

BAGI YANG MENEMUKAN, HARAP MENGHUBUNGI DIAN, 081227XXXXXX
***

Hahaha...temanku satu ini memang sangat khas alisnya. Tebal dan lebat, aku pernah membatin, seandainya ia mau berbagi alisnya sedikit saja untukku, hahaha. Jika ia beralis lebat, maka versi terbaliknya adalah aku, miskin alis, wakaka....Kalau Mami di rias, alisnya tidak memerlukan perlakuan apapun, sudah bagus dibiarkan alami saja.

Aku mengenalnya di Jogja, 3 tahun silam, di tahun 1999. Bertemu saat mendaftar kuliah pasca sarjana di UGM. Aku ingat sekali, saat itu ia diantar ayahnya. Kami kemudian berkenalan singkat. Seiring perkuliahan yang berjalan, aku dan dia menjadi dekat dan akrab. Sebenarnya tidak cuma dia saja sih. Ada beberapa orang di sini. Dikemudian hari perkumpulan itu menjadi sangat dekat dan bernama Genggong. Nanti akan kuceritakan disini.

Tempat kos Mami ini seringkali menjadi tempat transitku. Di kamarnya aku tertawa, di kamarnya pula, aku membanjiri dengan air mataku. Iapun seringkali membagi ceritanya padaku.

Mami adalah temanku yang solehah. Ia rajin sekali puasa daud. Sehari puasa, sehari berbuka. Kalau aku, mungkin takkan tahan berlaku ibadah model begini.

Mengenai dia....
Sejatinya ia adalah seorang pemberani. Saat aku begitu gentar menghadapi seseorang yang membuatku gugup saat berhadapan dengannya, mami malah menghadapnya, dan memohon ijin untuk selalu menghadapnya. Luar biasa. Ia juga seorang yang amat tabah, tidak jatuh pingsan saat seorang penguji menggertaknya dengan begitu keras menggelegar dalam suatu persidangan tugas akhir. Luar biasa sekali lagi. Di saat lain, ia mampu menanggung kesedihan saat sebuah kehilangan merampas bahagianya.

Saat-saat akhir ini aku dan dia senantiasa bersama. Jikapun tak bersama, kami saling menyemangati untuk sebuah tujuan besar yang ingin kami raih beberapa bulan kedepan.



1 komentar:

  1. dia teman KKN ku waktu di UMM.orang nya asyik kok.....beruntung sekali anda bisa kenal akrab dengan dia.....
    Arga Widhyantiko
    JAkarta
    6/4/2013

    BalasHapus