Ini adalah pahatan dan ukiran setiap kisah., sebentuk cerita, pelajaran, cinta dan airmata di sepanjang perjalanan kehidupan.

Kamis, 03 Mei 2012

Waktu adalah sebagian dari penyembuh


Jika kau terluka kawan, apa lukamu langsung menutup sembuh seperti sedia kala?. Tentu saja tidak. Semisal lenganmu tergores benda tajam, kakimu terantuk sesuatu kemudian jatuh, dan betismu terluka dan berdarah, atau mungkin kau sedang mengiris sayur dan tanpa sengaja jarimu teriris pisau itu atau kau mengalami kejadian-kejadian accident lainnya baik sengaja atau tak sengaja,,,kesemuanya itu akan menyebabkan kau terluka. Kau bergegas mengambil betadin, antiseptik atau mungkin tansoplas untuk tindakan pertama.

Lantas setelah itu, instant sembuh?. Untuk sebuah luka gores kecil, paling tidak membutuhkan waktu seminggu hingga luka itu hilang tak berbekas. Untuk luka yang lebih parah, seperti keponakanku yang pernah kecelakaan sepeda motor hingga menyebabkan tulang kakinya retak, butuh sekitar 4 tahun untuknya agar bisa kembali berjalan normal tanpa kruk. Itupun dibarengi usaha pengobatan dan perawatan yang sangat intensif. Berkali-kali keluar masuk ruang operasi untuk keperluan pengobatan. Ada sebuah proses yang harus dilalui untuk sampai pada kesembuhan. Tubuh memerlukan waktu untuk meregenerasikan jaringan-jaringan anggota tubuh yang terluka, mengganti bagian yang rusak menjadi bagian baru. Semuanya diproses tidak secara instan. Jika tidak sabar, dan melakukan tindakan-tindakan yang merugikan, seperti tidak minum obat secara teratur, melanggar pantangan makanan, menggaruk-garuk/mengorek-orek bekas luka dan lain sebagainya, niscaya luka tidak akan cepat sembuh, mungkin justru semakin parah dan lama sembuh bahkan menyebabkan infeksi.

Begitu pula luka hati. Sebagaimana luka fisik, luka hati juga memerlukan waktu untuk memulihkan diri. Hati menjadi terluka mungkin disebabkan oleh sebuah pengkhianatan, kegagalan/keinginan yang tidak tercapai, pelecehan dalam bentuk apapun (verbal, fisik, psikis, seksual), perendahan/ketiadaan penghargaan akan harga diri, pengekangan suatu aspirasi dan lain sebagainya. Hati memerlukan proses untuk bereaksi terhadap rasa sakit akibat luka itu. Ekspresi yang mungkin terlihat adalah menangis, sakit fisik, dan yang tidak terlihat mungkin adalah kemarahan, kejengkelan, sakit hati, bad mood, kebencian, dan keinginan untuk membalas.
Secara psikis, mungkin terjadi berbagai dialog dengan diri sendiri. Secara religius seseorang mungkin akan melakukan aktivitas-aktivitas ibadah untuk melakukan koping dalam menghadapi luka itu. Seseorang akan mengolah luka itu mungkin dengan cara reframing. Membingkai luka itu dalam bentuk lain. Memaknai luka itu dengan cara yang lain. Luka hati yang dialami mungkin dijadikan media untuk mengkoreksi diri, media untuk pembelajaran diri, media untuk menjadi orang yang lebih baik dan hati-hati.

Luka hati membutuhkan waktu untuk menerima luka itu, meredakan segala kemarahan, memaafkan baik diri sendiri maupun pihak-pihak yang melukai, dan mempersepsi luka sebagai hal yang terbaik untuk diri sendiri. Semuanya membutuhkan waktu.
Sebagaimana luka fisik, luka hati membutuhkan waktu untuk menyembuhkan diri. Akan sembuh tanpa bekas atau sembuh dengan bekas yang tidak hilang. Bekas itu serupa memori yang terpatri di hati. Mungkin saja seseorang bisa memaafkan, namun ingatan bahwa orang tersebut pernah menyebabkan luka tidak akan pernah terlupakan oleh ingatan.
Jika kau terluka......maka biarkan waktu membantumu menyembuhkan diri. Berdamailah dengan diri dan juga dengan waktu...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar